Survei Katadata Insight Center menunjukkan bahwa tabungan merupakan produk yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Sementara dari total responden survei, baru 19,2% yang sudah berinvestasi saham.
Survei dilakukan terhadap 3.105 responden yang sebagian besar atau 79,7% berada di Pulau Jawa. Mayoritas atau 73,3% responden adalah gen Y atau berusia 23 hingga 38 tahun.
Adapun berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 73,4% responden adalah perempuan, sedangkan 26,6% adalah laki-laki.
Berdasarkan survei, tabungan merupakan produk keuangan perbankan yang telah dan masih digunakan oleh sebagian besar atau lebih dari 80% responden. Produk kedua yang paling banyak digunakan adalah kartu debit dengan proporsi responden yang pernah menggunakan 42,2% dan masih menggunakan 37,5%.
Sedangkan produk ketiga yang paling banyak digunakan oleh responden baru digunakan oleh 14% responden dan masih digunakan oleh 9,8% responden. Sedangkan deposito dan reksa dana menduduki peringkat keempat dan kelima sebagai produk yang paling banyak digunakan dengan proporsi responden yang memiliki dan masih menggunakan di bawah 10%.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa pria lebih banyak menggunakan reksa dana dan deposito, sedangkan wanita lebih banyak menggunakan pinjaman pembiayaan konsumen seperti hipotek, kredit kendaraan bermotor, dan pinjaman barang elektronik.
Selain masih menggunakan produk tabungan, survei juga menunjukkan bahwa mayoritas responden belum berinvestasi pada instrumen saham. Hanya 19,2% responden yang berinvestasi di saham. Porsi responden yang berinvestasi saham pada kelompok usia muda atau yang berada pada gen Z dan gen Y paling tinggi.
Survei KIC juga mengungkapkan reputasi bank sebagai salah satu yang paling berpengaruh dalam penilaian nasabah dalam menggunakan layanan perbankan. Sebanyak 71,6% responden menyebutkan kualitas jasa yang ditawarkan pertambangan besar.
Sebanyak 66,9% responden melihat kinerja keuangan bank, 62,7% responden melihat kualitas produk yang ditawarkan, dan 57,6% melihat tanggung jawab sosial bank untuk dipilih. Tanggung jawab sosial merupakan salah satu aspek reputasi bank yang menjadi pertimbangan nasabah, terutama pada kelompok usia muda.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya juga sempat mengungkap kebiasaan masyarakat Indonesia yang masih senang menyimpan asetnya di tabungan. Menurut Kartika, sebagian besar masyarakat Indonesia masih memiliki manajemen risiko yang rendah dalam pengelolaan keuangannya dan menerapkan motif kehati-hatian.
“Artinya masyarakat masih suka menabung. Siapa yang paling diuntungkan? Perbankan,” kata Kartika di Indonesia Financial Group International, Senin (30/5).
Kartika menjelaskan, sebagian besar masyarakat Indonesia yang saat ini memiliki kelebihan dana tidak menginvestasikan dananya dan hanya menempatkan di perbankan berbunga rendah. Masyarakat Indonesia, menurut dia, lebih memilih menyimpan dananya di tabungan agar bisa melihat dan menarik dananya kapan saja.
Melihat kondisi tersebut, ia menyebut sebagian besar model manajemen risiko keuangan Indonesia saat ini adalah motif kehati-hatian atau motif pencegahane. Mereka tidak terlalu memikirkan risiko yang tidak terduga seperti kecelakaan, sakit, kematian salah satu anggota keluarga atau bahkan kepala keluarga, hingga kehilangan harta benda akibat bencana.
Berdasarkan data LPS, sebagian besar simpanan masyarakat di perbankan ditempatkan pada instrumen simpanan. Sedangkan sisanya ditempatkan pada tabungan, uang tunai, dan deposito on call seperti yang terlihat pada database di bawah ini.
Berita ini kami Kurasi dari katadata.co.id dengan judul aseli Survei KIC: Mayoritas Orang RI Hanya ‘Kenal’ Produk Tabungan
Silahkan berlangganan konten kami di Google News