schmu.id, Perusahaan Cina Bantu Meta Induk Facebook Dan IG, Meta induk dari Facebook, akhirnya mengalami pertumbuhan pada kuartal pertama setelah tiga kuartal sebelumnya mengalami penurunan. Pertumbuhan ini disebabkan oleh perusahaan Cina yang menghabiskan banyak uang untuk iklan di Facebook, Instagram, dan platform lainnya guna menargetkan konsumen yang tinggal di luar negeri.
Pendapatan Meta naik sebesar 3% menjadi US$ 28,6 miliar, melampaui perkiraan analis yang memperkirakan adanya penurunan.
Perusahaan Cina Bantu Meta

Namun, unit bisnis Meta, Reality Labs, masih terus mencatatkan kerugian. CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengatakan bahwa Meta sedang fokus pada pengembangan infrastruktur kecerdasan buatan dan metaverse digital. Selain itu, Meta juga berkompetisi dengan raksasa teknologi lainnya dalam pengembangan kecerdasan buatan generatif.
Meskipun Meta masih menghadapi tantangan dalam menargetkan dan mengukur kampanye iklan setelah perubahan privasi oleh Apple, perusahaan tersebut memiliki kapasitas untuk melakukan pekerjaan terkemuka di ruang ini dalam skala besar. Akibat dari pertumbuhan pendapatan, harga saham Meta naik 12%, dan kapitalisasi pasar perusahaan pun naik lebih dari US$ 50 miliar.
Rincian kinerja induk Facebook, Meta selama Januari – Maret sebagai berikut:
- Laba bersih turun 24% menjadi US$ 5,7 miliar
- Rugi unit metaverse, Reality Labs US$ 3,99 miliar
- Pendapatan naik 3% menjadi US$ 28,65 miliar di atas perkiraan analis US$ 27,67 miliar
- Pendapatan iklan US$ 28,1 miliar
- Pendapatan family of Apps seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp US$ 28,3 miliar
- Pendapatan unit Reality Labs US$ 339 juta
- Jumlah karyawan turun 1% menjadi 77.114
Berkat pendapatan yang tumbuh tersebut, harga saham Meta naik 12%. Kapitalisasi pasar perusahaan pun naik lebih dari US$ 50 miliar.
Chief financial officer Meta Susan Li dengan antusias menyampaikan kabar baik tentang peningkatan penjualan iklan perusahaan Cina. Dia mengungkapkan bahwa perusahaan mereka telah melihat percepatan pengiklan Cina dalam menargetkan pengguna dan pasar di negara lain. Penurunan biaya pengiriman dan pelonggaran kebijakan Covid-19 mungkin menjadi faktor yang memengaruhi kenaikan tersebut.
Tidak hanya beriklan di dalam negeri, perusahaan Cina juga menghabiskan banyak uang untuk iklan di platform-platform besar seperti Facebook dan Instagram guna menyasar konsumen yang tinggal di luar negeri. Di sisi lain, unit bisnis Meta yang bernama Reality Labs terus mencatatkan kerugian. CEO Meta, Mark Zuckerberg, tidak memberikan tanda-tanda untuk memperlambat pengeluaran di metaverse.
Meta juga bersaing dengan raksasa teknologi lainnya di bidang kecerdasan buatan generatif (AI). Sejak perusahaan meluncurkan fitur Reels untuk menyaingi TikTok, rekomendasi berbasis AI milik Meta telah meningkatkan waktu yang dihabiskan di Instagram hingga 24%.
Mark Zuckerberg mengatakan bahwa Meta sedang mengerjakan fitur baru bertenaga AI seperti “alat pembuatan visual” untuk Instagram dan “agen AI” untuk perpesanan bisnis di WhatsApp. Dia juga menegaskan bahwa perusahaan bermaksud untuk menggunakan AI generatif untuk membantu merek membuat iklan yang lebih dipersonalisasi dengan cepat dan mudah. Hal ini terjadi karena Meta menghadapi tantangan dalam menargetkan dan mengukur kampanye iklan setelah perubahan privasi oleh Apple.
Secara keseluruhan, Mark Zuckerberg mengatakan bahwa mengembangkan infrastruktur AI telah menjadi pendorong utama dari peningkatan belanja modal Meta selama beberapa tahun terakhir. Dia menyatakan bahwa Meta tidak lagi ketinggalan membangun infrastruktur AI, melainkan sekarang memiliki kapasitas untuk melakukan pekerjaan terkemuka di ruang ini dalam skala besar.
Baca juga: Fitur AI Seperti ChatGPT di TikTok, Instagram, Facebook
Tetapi, terlepas dari fokus pada AI, Mark Zuckerberg menegaskan kembali komitmennya untuk membangun metaverse digital yang dipenuhi avatar. Itu adalah hal yang menjadi tujuan utama Meta untuk waktu yang akan datang.
Follow us on Google News