News.schmu.id, Pendidikan: Pengertian Teks Cerita Sejarah Beserta Struktur Dan Contohnya. Jika sekolah kita menggunakan kurikulum 2013 maka di kelas xii (12) kita akan menemukan materi teks cerita sejarah, jadi sebaiknya kita memiliki bekal terlebih dahulu sebelum mendapatkan materi dari guru kita, mari kita simak ulasan berikut.
Pengertian
Teks cerita sejarah adalah teks cerita yang bertema atau menggunakan latar belakang peristiwa masa lalu. Teks cerita sejarah dapat berupa teks fiksi atau nonfiksi.
Struktur Teks Cerita Sejarah
Dikutip dari Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia, teks cerita sejarah memiliki struktur sebagai berikut:
Pengenalan Situasi Cerita (Orientasi)
Pada bagian ini, pengarang membuka cerita dengan menampilkan latar cerita, baik itu latar tempat, waktu, dan suasana, dari peristiwa yang digambarkan. Pengenalan tokoh dan interaksi antar tokoh dimunculkan dengan cara yang sesuai.
Pengungkapan Peristiwa
Pada bagian ini, penulis menyajikan peristiwa yang berpotensi membuat karakter utama (protagonis) gusar, terlibat konflik dengan tokoh lain, atau dihadapkan pada masalah yang akan dijelaskan di bagian selanjutnya.
Konflik
Pada bagian ini, penulis menunjukkan meningkatnya intensitas konflik yang terjadi di tengah-tengah para tokoh utama. Konflik antar tokoh juga meningkat.
Puncak Konflik
Puncak konflik adalah bagian yang paling mendebarkan dan menghebohkan. Konflik juga merupakan puncak dari masalah, perselisihan, atau peristiwa yang dihadapi oleh para tokoh.
Penyelesaian
Pada bagian ini, konflik yang terjadi sampai akhir, jika tidak diikuti oleh koda, bagian ini merupakan akhir cerita (ending). Penyelesaian biasanya berisi pengungkapan bagaimana tokoh utama menyelesaikan berbagai masalah yang menimpanya. Terkadang bisa melalui penjelasan atau penilaian tentang nasib dan sikap yang dialami oleh para tokoh yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Koda
Pada bagian ini, penulis membuat kesimpulan dan komentar/pandangan terhadap peristiwa yang digambarkan. Kesimpulan biasanya dibuat dengan meringkas rangkaian peristiwa yang telah diuraikan. Kode ini opsional, penulis dapat menulis atau tidak menulis bagian kode ini.
Contoh Teks Cerita Sejarah
Pada tahun 1995, Pramoedya Ananta Toer menerbitkan novel tebal berjudul Arus Balik. Melalui novel ini, Pramoedya mencoba merekam pergeseran arus perdagangan nusantara pada abad 16. Dari sudut pandang putra seorang petani bernama Wiranggaleng, Pramoedya mencatat perang masyarakat nusantara dengan Portugis dalam jalur perdagangan rempah-rempah.
Arus balik adalah salah satu contoh cerita sejarah. Teks yang berbentuk fiksi merupakan karya sastra yang bertema atau menggunakan latar belakang peristiwa sejarah. Arus balik adalah salah satu contohnya.
Rangkaian cerita Majapahit karya Langit Kresna Hariadi juga masuk dalam daftar contoh teks fiksi sejarah. Dua kumpulan cerpen karya Iksaka Banu, Semua Untuk India dan Teh dan Pengkhianat juga bisa masuk dalam daftar. Atau, novel Soerabaja karya Idrus.
Seperti halnya karya sastra, teks ini tidak memiliki kewajiban untuk setia pada fakta. Penulisan peristiwa dalam teks fiksi sejarah berasal dari imajinasi pengarang dan ditulis dengan metode penulisan karya sastra.
Meski fiktif, teks ini tetap membutuhkan penelitian sejarah yang tak kalah mendalam. Diperlukan penelitian agar cerita yang ditulis dapat meyakinkan dan masuk akal.
Misalnya, cerita pendek di grup cerita pendek All for India. Cerpen ini tergolong karya sastra yang baik karena Iksaka Banu menulis cerita sejarah dengan perspektif yang tidak hitam putih. Ia juga mencatat kompleksitas masyarakat Indo-Belanda. Tidak semua orang kulit putih digambarkan jahat. Tidak semua penduduk asli digambarkan dengan baik. Perspektif ini diperoleh Iksaka Banu dari penelitian yang dilakukan.
Adapun yang termasuk dalam karya nonfiksi, peristiwa yang ditulis adalah cerita yang benar-benar terjadi. Mirip dengan teks karya ilmiah sejarah yang memiliki disiplin penulisan dan metode pembuktian, tetapi penulisan teks sejarah nonfiksi dilakukan dengan gaya fiksi (narasi).
Teks cerita sejarah nonfiksi biasanya berupa teks biografi atau catatan perjalanan. Misalnya, buku Biografi Gus Dur yang ditulis oleh Greg Barton. Dalam buku tersebut, Greg Barton menulis tentang perjalanan hidup Gus Dur sebagai Presiden keempat Republik Indonesia. Meski ditulis dengan gaya penceritaan naratif, peristiwa yang ditulis oleh Greg Barton tetap merupakan fakta dan kebenaran.