Emiten menara telekomunikasi milik negara, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), berpotensi memperoleh pendapatan tambahan sebesar Rp 6,9 triliun setelah perseroan mengakuisisi 6.000 menara milik Telkomsel.
Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan, potensi tambahan pendapatan akan diperoleh selama sepuluh tahun ke depan.
“Ada tambahan pendapatan Rp 6,9 triliun dari kontrak baru 10 tahun ke depan,” kata Hendra, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/8).
Disebutkannya, dengan penambahan 6.000 menara baru milik Telkomsel, kontrak baru perseroan dari sewa menara secara kumulatif mencapai Rp 42 triliun. “Dari 2018 sampai sekarang pertumbuhan kontraknya 26%, ini sangat signifikan,” jelasnya.
Tahun ini, perusahaan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 12% dengan EBITDA tumbuh sebesar 15%. Perseroan juga meningkatkan porsi belanja modal menjadi Rp 14 triliun.
Seperti diketahui, perseroan telah menandatangani perjanjian jual beli pengalihan kepemilikan 6.000 menara telekomunikasi milik Telkomsel dengan nilai transaksi Rp 10,28 triliun. Dengan pembelian menara ini, sisa dana penawaran umum (IPO) perseroan kini tinggal 30% dari Rp 18,79 triliun.
“Kami akhirnya menggunakan 70% dari uang IPO. Kami telah dapatmenyebarkan Uang hasil IPO menjadi aset yang produktif dan memiliki potensi bisnis yang cukup tinggi ke depan,” ujarnya.
Kesepakatan kedua perusahaan ini mengikuti aksi korporasi sebelumnya yang telah diselesaikan pada 2020 dan 2021 sebanyak 10.050 unit menara telekomunikasi. Dengan penambahan menara yang diakuisisi, Mitratel akan mengelola total 34.800 menara.
“Pencabutan 6.000 menara telekomunikasi bisa menjadi modal utama bagi perluasan pasar serta mendukung percepatan implementasi jaringan 5G di Indonesia, menambah peralatan produksi Mitratel,” kata Presiden Direktur Mitratel Theodorus Ardi Hartoko.
Teddy menambahkan, aksi korporasi berkelanjutan dari Telkomsel dan Mitratel ini diharapkan dapat memperkuat momentum kedua perusahaan dalam memastikan terciptanya pengelolaan aset dan perluasan lini bisnis yang dapat mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan.
Sementara itu, Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam mengatakan, dengan disepakatinya perjanjian jual beli pengalihan kepemilikan 6.000 menara telekomunikasi kepada Mitratel, Telkomsel akan fokus pada transformasi perusahaan melalui perluasan portofolio perusahaan di bidang digital. bisnis.
Sekilas, hingga semester I tahun ini, Mitratel mencatatkan laba bersih senilai Rp 892 miliar, naik 27,2% dari periode yang sama tahun lalu. Kontributor utama kenaikan laba ini adalah margin EBITDA dari portofolio sewa menara yang tumbuh menjadi 85,2%.
Sementara pendapatan perseroan tercatat meningkat 15,5% dari tahun lalu menjadi Rp 3,72 triliun.
Kontribusi pendapatan MTEL mayoritas berasal dari pendapatan sewa menara yang mengalami pertumbuhan sebesar 13,5%, dari Rp 2,93 triliun menjadi Rp 3,33 triliun pada semester I tahun ini. Kemudian, kontribusi lain datang dari bisnis terkait menara yang meningkat 35,4% menjadi Rp 399 miliar.
Jumlah menara yang dimiliki Mitratel tercatat sebanyak 28.787 menara hingga enam bulan pertama tahun ini atau meningkat 5.555 menara atau 23,9% dari semester I-2021. Jumlah penyewa meningkat 20,3%, dari 36.507 menjadi 43.900 tenant.
Berita ini kami Kurasi dari katadata.co.id dengan judul aseli Mitratel Berpotensi Raup Pendapatan Rp 9,6 T Usai Caplok 6.000 Menara
Silahkan berlangganan konten kami di Google News