Kata Baku dan Tidak Baku – Indonesia memiliki ragam bahasa yang terus berkembang, bahasa Indonesia juga memiliki ragam yang banyak. Penggunaan baku dan tidak baku biasa digunakan sesuai dengan konteks yang disepakati, seperti dalam dunia pendidikan, birokrasi, dan penulisan teks resmi.
Kata baku dan tidak baku sendiri untuk saat ini sudah diatur dan memiliki standar yang bisa dicari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kamus tersebut dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan bisa digunakan melalui aplikasi ataupun secara daring.
Penggunaan kata baku perlu dipahami dengan baik agar dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Arti kata baku adalah secara singkat kata yang telah ditentukan dalam suatu kaidah tertentu dan KBBI sebagai acuannya.
Kata standar menjadi sesuatu yang harus diterapkan ketika membuat pesan tertulis atau elektronik yang resmi, atau dikirim ke orang atau badan tertentu.
Menggunakan kata-baku juga dapat melestarikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta dapat mempersatukan bangsa dengan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.
Untuk melihat apakah kata baku yang kita gunakan sudah baik dan sesuai aturan, adalah dengan melihat kata yang ingin kita gunakan di KBBI.
Anda dapat melihatnya secara online atau KBBI dalam bentuk buku. Jika kata yang akan digunakan dalam KBBI, kata tersebut adalah kata baku.
Sedangkan kata tidak baku biasanya berupa kata yang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya bahasa daerah, dan kata tersebut tidak ada dalam KBBI.
Kata-kata tidak baku tidak dapat digunakan dalam menulis pesan formal dan formal, tetapi lebih sering digunakan saat mengirim pesan ke teman atau kenalan, serta dalam percakapan sehari-hari.
Ada beberapa hal yang bisa dilihat untuk membedakan antara kata baku dan kata tidak baku, mulai dari fitur hingga penggunaan.
Contents
Pengertian Kata Baku
Menurut KBBI, baku adalah ukuran yang berlaku terhadap kuantitas atau kualitas yang ditetapkan dengan kesepakatan; standar. Dalam konteks bahasa, kata baku dapat diartikan sebagai suatu ukuran kata yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar. Di Indonesia, standar yang dimaksud mengacu pada KBBI dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Keanekaragaman penggunaan bahasa seperti kata baku tercipta karena dalam konteks komunikasi, penutur , isi percakapan, dan kondisi percakapan. Atas dasar itu, kata baku digunakan sebagai acuan resmi dalam kaidah bahasa agar masyarakat memiliki rujukan ragam bahasa yang sama.
Ciri-ciri Kata Baku
Kata baku dapat diidentifikasi dengan berbagai ciri-ciri yang bisa kamu temukan, antara lain adalah sebagai berikut:
- Tidak terpengaruh bahasa daerah
- Tidak terpengaruh oleh bahasa asing
- Digunakan sesuai dengan konteks kalimat
- Tidak terkontaminasi atau ambigu
- Tidak mengandung arti pleonasme
Penggunaan Kata Baku
Kata baku digunakan untuk berbagai hal yang berbau resmi. Entah itu surat-menyurat, perihal kedinasan, penelitian akademik, atau yang lainnya. Beberapa contoh penggunaan kata baku yaitu:
- Membuat Karya Ilmiah
- Membuat Surat Resmi
- Laporan
- Pidato Resmi
- Membuat Surat Lamaran Kerja
Fungsi Kata Baku
Menurut buku “Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia” yang diterbitkan oleh Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kemdikbud, kata baku mempunyai fungsi, antara lain:
1. Sebagai Pemersatu
Tanpa menghilangkan ciri ragam bahasa di setiap daerah di Indonesia, bahasa baku mempersatukan masyarakat dari semua dialek masing-masing daerah.
2. Sebagai Pemberi Khas
Bahasa baku atau kata baku jika dibandingkan dengan bahasa lain yang sejenis seperti bahasa Melayu yang digunakan di negara tetangga dan di Sumatera, bahasa Indonesianya berbeda. Perbedaan tersebut pada akhirnya akan membawa dampak positif dan memberikan stabilitas identitas bangsa Indonesia.
3. Sebagai Pembawa Wewenang
Fungsi ini terkait dengan upaya seseorang untuk mencapai kesetaraan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui penggunaan bahasa baku.
4. Sebagai Kerangka Acuan
Fungsi ini berarti bahwa bahasa baku menjadi tolak ukur untuk menilai dan menentukan penggunaan bahasa yang tepat sesuai dengan acuan yang disepakati.
Pengertian Kata Tidak Baku
Jika kata baku tolok ukur yang sesuai kesepakatan standar, maka kata tidak baku merupakan tolok ukur kata yang belum memenuhi kesepakatan standar dalam KBBI.
Biasanya kata tidak baku digunakan karena kebiasaan penutur dalam pengucapan kata-kata dipengaruhi oleh dialek daerah ataupun kata serapan yang masih asing. Misal lidah terbiasa mengucap “antri” dibanding “antre”. Padahal dalam bahasa kata baku yang tepat ialah antre.
Dalam perkembangannya kata tidak baku secara perlahan mulai disandingkan dengan kata baku agar seluruh masyarakat Indonesia mengetahui ragam bahasa dengan kata-kata yang baku dan tepat. Salah satu upaya untuk mewujudkan itu ialah dengan terciptanya KBBI resmi pada Oktober 2016.
Baca juga : Contoh Karya Ilmiah yang Sederhana Namun Benar
Ciri-ciri Kata Tidak Baku
Sama seperti pengertiannya, ciri-ciri kata tidak baku juga merupakan kebalikan dari ciri-ciri kata baku. Sehingga, ciri-ciri kata tidak baku adalah sebagai berikut:
- Dipengaruhi oleh bahasa lokal
- Dipengaruhi oleh bahasa asing
- Terkontaminasi / Rancu
- Banyak digunakan dalam bahasa gaul (percakapan sehari-hari)
- Penggunaan Kata Non-Standar
Kata-kata tidak baku biasa digunakan dalam bahasa sehari-hari. Seperti ketika seseorang berbicara dengan teman, keluarga, dll.
Fungsi kata tidak baku adalah untuk meningkatkan keakraban seseorang dengan orang lain. Beberapa karya sastra ada yang menggunakan kata-kata yang tidak baku, salah satunya adalah cerpen.
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku
Di antara banyaknya banyak kata baku yang ada di KBBI, berikut ini kata-kata baku dan tidak baku yang sering keliru digunakan dalam sehari-hari.
(Kata Baku) – (Kata Tidak Baku)
1. Abjad (kata baku) – Abjat (kata tidak baku)
2. Akhirat – Akherat
3. Aksesori – Asesoris
4. Aktif – Aktip
5. Akuarium – Aquarium
6. Aluminium – Almunium
7. Ambulans – Ambulan
8. Analisis – Analisa
9. Antena – Antene
10. Antre – Antri
11. Anugerah – Anugrah
12. Azan – Adzan
13. Afdal – Afdol
14. Agamais – Agamis
15. Ajek – Ajeg
16. Adjektif – Ajektifaktivitas
17. Aktifitasaktual – Aktuil
18. Balsam – Balsem
19. Batalion – Batalyon
20. Baterai – Batere
21. Baka – Baqa
22. Barzakh – Barzah
23. Batalion – Batalyon
24. Batil – athil
25. Bazar – Bazaar
26. Becermin – Bercermin
27 Besok – Esok
28. Blanko – Blangko
29. Boks – Bok
30. Bosan – Bosen
31. Bus – Bis
32. Cabai – Cabe
33. Capai – Capek
34. Cedera – Cidera
35. Cendekiawan – Cendikiawan
36. Cengkih – Cengkeh
37. Cinderamata – Cenderamata
38. Cokelat – Coklat
39. Daftar – Daptar
40. Derajat – Derajad
41. Desain – Desaign
42. Detail – Detil
43. Detergen – Deterjen
44. Diagnosis – Diagnosa
45. Durian – Duren
46. Efektif – Efektip
47. Efektivitas – Efektifitas
48. Ekosistem – Ekosistim
49. Ekspor – Eksport
50. Ekstra – Extra
51. Ekstrakurikuler – Ekstrakulikule
52. Ekstrem – Ekstrim
53. Elite – Elit
54. Favorit – Pavorit
55. Februari – Pebruari
Praktek – praktik
Nasihat – nasehat
Izin – ijin
Konkret – kongkrit
Sontekan – Contekan
Silaturahmi – silaturahim
Stoples – toples
Ustaz – ustadz
Husnuzan – husnudzon
Istikamah – istiqomah
Pemungkas – pamungkas
Frustrasi – frustasi
Adang – hadang
Andal – handal
Empas – hempas
Embus – hembus
Entak – hentak
Imbau – himbau
Impit – himpit
Ingar – hingar
Isap – hisap
Rapi – rapih
Silakan – silahkan
Utang – hutang
Aktivitas – aktifitas
Antre – antri
Apotek – apotik
Asyik – asik
Atlet – atlit
Berpikir – berfikir
Capai – capek
Cecak – cicak
Cedera – cidera
Dahulu – dulu
Ijazah – ijasah
Istigfar – istighfar
Kakbah – ka’bah
Karier – karir
Kedaluwarsa – kadaluarsa/kadaluwarsa
Kendur – kendor
Kiai – kyai
Kuitansi – kwitansi
Memengaruhi – mempengaruhi
Mengonsumsi – mengkonsumsi
Napas – nafas
Rezeki – rejeki
Risiko – resiko
Satai – sate
Sekadar – sekedar
Sopir – supir
Zaman – jaman
Sumber : detik.com, sevima.com, bola.com