Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyiapkan langkah strategis untuk menjaga pasokan uranium untuk pembangkit listrik tenaga nuklirnya di tengah rencana penghentian impor dari Rusia. Setengah dari kebutuhan uranium untuk reaktor nuklir di AS bergantung pada pengiriman dari Rusia dan sekutunya.
Menteri Energi AS Jennifer Granholm mengatakan pemerintah AS seharusnya tidak lagi diizinkan untuk membeli uranium dari Rusia baik untuk kepentingan impor energi atau untuk alasan apapun.
“Saya akan mengizinkan Presiden untuk membuat pernyataan itu, tetapi saya dapat mengatakan bahwa ini adalah titik di mana saya pikir kami memiliki banyak kesepakatan,” kata Granhold dalam audiensi dengan senat AS, Kamis (5/5) dikutip Reuters. .
Presiden Biden sejak Maret melarang impor energi seperti minyak, gas alam, dan batu bara sebagai tanggapan atas invasi Kremlin ke Ukraina, tetapi Uranium tidak ada dalam daftar.
Amerika bergantung pada impor uranium dari Rusia dan sekutunya seperti Kazakhstan dan Uzbekistan. Impor uranium menggerakkan pembangkit listrik tenaga nuklir Amerika. Rusia adalah pemasok uranium terbesar ketiga ke AS.
Granhold mengatakan pemerintah AS sedang bekerja untuk memastikan dapat memasok uranium dengan konsentrasi uranium yang diperkaya rendah (LEU) untuk bahan bakar reaktor nuklir yang ada.
“Jika kami tidak mengambil pasokan dari Rusia, kami ingin memastikan kami memiliki kemampuan untuk menjaga armada tetap bertahan,” katanya.
Selain itu, dia juga mengatakan di hadapan Senat bahwa pihaknya akan menyediakan sekitar 20 ton high-assay low-enriched uranium (HALEU). Pasokan ini diharapkan akan digunakan untuk reaktor canggih yang sedang dikembangkan di negara bagian Wyoming dan Washington untuk kebutuhan listrik di masa depan.
AS bukan satu-satunya yang mengandalkan pengiriman dari Rusia. Mengutip Cleanenergywire.org, menurut laporan Friends of the Earth Germany (BUND), Nuclear Free Future Foundation, Rosa Luxemburg Foundation, Greenpeace dan Ausgestrahlt, reaktor nuklir di Eropa sangat bergantung pada impor uranium Rusia. Pada tahun 2020, 20,2% kebutuhan uranium akan dikirim dari Rusia dan 19,1% dari sekutu Rusia.
Permintaan uranium terbesar terutama di Eropa Timur dengan 18 pembangkit listrik tenaga nuklir mengandalkan pengiriman dari perusahaan pelat merah Rusia Rosatom. Namun, sejauh ini tidak banyak pembicaraan tentang upaya membatasi impor uranium meskipun pada saat yang sama Uni Eropa telah memberlakukan larangan impor energi fosil dari Rusia.
Rusia sejauh ini berkontribusi dalam ekspor 10 produk komoditas, terutama energi. Total nilai ekspor Rusia pada 2021 akan mencapai US$491,6 miliar. Berikut ini adalah daftar produk ekspor Rusia:
Berita ini kami Kurasi dari sumber: katadata.co.id dengan judul aseli Amerika Serikat Siapkan Strategi Setop Impor Uranium dari Rusia